Selasa, 06 April 2010

Opini Tentang Nasionalisme

OPINI – OPINI TERKAIT DENGAN NASIONALISME

Nasionalisme Ekonomi dan Globalisasi
Oleh Sri-Edi Swasono

Dalam pembangunan nasional Indonesia, baik dalam konteks nasional maupun dalam konteks global saat ini, nasionalisme sebagai semangat pembangunan nasional tidak pernah pudar maknanya, bahkan kian diperlukan.
Banyak orang yang saat ini secara "pop" meragukan bahkan melecehkan makna dan kekuatan nasionalisme bagi penggerak pembangunan nasional, khususnya dalam proses globalisasi saat ini. Mereka ini tanpa kewaspadaan akademis-ilmiah menerima begitu saja paham mengenai the borderless world dengan mudahnya. Mereka pun dengan segala absurditas menelan isu-isu dangkal mengenai the end of nation states dan semacamnya.
Baca Lebih lanjut >>>>>>

Belajar Demokrasi
Oleh Ahmad Heryawan

Suatu masa di sebuah negeri hadir sekelompok politikus yang berjuang secara sungguh-sungguh mewakili aspirasi rakyatnya. Perseteruan argumentasi secara sengit tak terhindarkan, meskipun semua itu tetap dilakukan dengan tutur kata yang sopan. Perbedaan pendapat tersebut lahir sebagai sebuah konsekuensi dari perbedaan latar belakang ideologi dan partai politik di antara mereka. Akan tetapi, perang kata hanya terjadi di ruang persidangan pada saat mereka bekerja untuk menemukan titik kompromi bagi rumusan besar yang akan menentukan masa depan kehidupan rakyatnya. Namun, kehangatan suasana segera menghampiri di sela-sela waktu istirahat. Bahkan suasana akrab, saling mengunjungi, tolong-menolong, dan percakapan hangat sambil menikmati secangkir kopi merupakan ciri dari interaksi antarmereka di luar persidangan.
Baca Lebih lanjut >>>>>>

Nasionalisme dan Persatuan Bangsa, Koreksi Total Atas Sumpah Pemuda 1928
oleh : Andi Perdana G

Syabab.Com - Sebagaimana kita ketahui bersama setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda, sumpah pemuda diyakini oleh bangsa Indonesia sebagai momen pemersatu bangsa dan juga momen mengkokohkan nasionalisme.
Masih mampukah nasionalisme itu menjadi ikatan untuk menyatukan bangsa?
Baca Lebih lanjut >>>>>>

Fakta Sejarah Dan Analisa Kepentingan Di Balik Kisruh Hubungan Indonesia-Malaysia
oleh: Anwariansyah

Hubungan Indonesia dengan Malaysia akhir-akhir ini tampak semakin memanas. Intervensi wilayah sekitar perbatasan laut oleh Angkatan Laut Diraja Malaysia, kekalahan Indonesia atas kepemilikan pulau Sipadan dan Ligitan di Mahkamah Internasional, penganiayaan sejumlah TKI oleh beberapa oknum warga Malaysia, klaim obyek seni dan budaya Indonesia oleh pihak Malaysia dalam rangka promosi wisata kunjungan ke sana, dan yang terakhir adalah pelecehan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh pihak yang tidak dikenal, adalah sederetan fakta-fakta yang menunjukkan ada upaya terencana dan sistematis untuk memperburuk hubungan kedua negara.
baca selanjutnya >>>>

Membela Ambalat dengan Nasionalisme Cerdas
Oleh : I Made Andi Arsana

Karena posisi geografisnya, Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara: India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Isu seputar perbatasan sepertinya tak pernah sepi dari pemberitaan.

Di awal tahun 2005, negeri ini gempar oleh kasus Ambalat. Ketegangan tidak saja tercermin dari pemberitaan media tetapi juga dari reaksi masyarakat. Ada yang mendaftaran diri siap berperang, ada yang membubuhkan tanda tangan darah, ada pula yang meneriakkan "Ganyang Malaysia". Foto artis cantik Siti Nurhaliza yang tak berdosa juga kena getahnya, dibakar dalam berbagai demonstrasi masa. Kala itu, sengketa antara Indonesia dan Malaysia perihal kepemilikan Ambalat mencuat tinggi. Setelah empat tahun lebih peristiwa itu berlalu, bangsa ini dikejutkan lagi oleh kata yang sama "Ambalat".

baca selanjutnya >>>>

0 komentar:

Posting Komentar